Penurunan Angka Pengangguran di Kota Lhokseumawe Adanya Kerjasama Semua Pihak

Redaksi Suwe
8 Mei 2025 14:50
Daerah 0 6
2 menit membaca

Suwenews.com-Ketua Umum Senat Mahasiswa(SEMA) FTIK IAIN Lhokseumawe Ayu Maqhfirah mengatakan,jumlah angka pengangguran di Kota Lhokseumawe semakin mengalami peningkatan, Kamis 08 Mei 2025.

Kata dia jumlah tersebut berdasar hasil dari data terbaru dari Badan Pusat Statistik( BPS) Kota Lhokseumawe pada tahun 2025 dan hal ini menjadi tantangan serius bagi masa depan ekonomi lokal,” ucapnya.

“Kota Lhokseumawe kembali menjadi sorotan setelah data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT) di kota ini mencapai 8,47% pada Agustus 2024, menjadikannya yang tertinggi di Provinsi Aceh. Lhokseumawe, yang pernah dikenal sebagai salah satu pusat industri di Aceh, kini menghadapi tantangan besar dalam sektor ketenagakerjaan,”ujarnya

Lanjut Ayu, angka ini menempatkan Lhokseumawe di atas Aceh Besar (7,93%), Aceh Timur (7,75%), Banda Aceh (7,55%), dan Langsa (7,34%).Berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber, Lhokseumawe tercatat sebagai salah satu kota dengan tingkat pengangguran tertinggi di Aceh,”paparnya

Tambah Ayu,kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, antara lain menurunnya aktivitas industri besar, minimnya investasi baru, serta ketidaksesuaian antara dunia pendidikan dan kebutuhan pasar kerja.

“Kita menghadapi situasi yang tidak bisa dianggap remeh. Pengangguran yang tinggi akan berdampak panjang terhadap pertumbuhan ekonomi, stabilitas sosial dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Ayu

Jelas Ayu,upaya yang harus dilakukan pemerintah harus mengambil langkah-langkah strategis dan kolaboratif segera diambil oleh semua pihak, baik pemerintah, dunia usaha, maupun institusi pendidikan,”puntanya

“Penurunan industri seperti pupuk, gas dan sektor-sektor pendukung lainnya telah meninggalkan kekosongan besar dalam penyediaan lapangan kerja. Sementara itu, lulusan baru dari berbagai jenjang pendidikan setiap tahun terus bertambah, tanpa diimbangi dengan penciptaan lapangan kerja baru yang memadai,”pungkasnya

Ayu Maqhfirah berharap, situasi ini menuntut adanya terobosan kebijakan, seperti mendorong program pelatihan berbasis kebutuhan industri, mempercepat masuknya investasi lokal dan asing, serta memperkuat sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Lhokseumawe.

“Sebagai kota yang memiliki potensi strategis, Lhokseumawe seharusnya mampu bangkit dan mengoptimalkan sumber daya manusia yang ada. Semua pihak diharapkan bersinergi untuk membawa perubahan nyata, agar Lhokseumawe kembali menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Aceh,”tutupnya

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *